Rabu, 08 Juni 2011

Rabun Hati

Rabun Hati

By  
Font size: Decrease font Enlarge font
Rabun HatiRabun Hati
Penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit rabun hati.  Karena bahayanya bukan cuma di dunia tapi juga di akhirat. Kita memang harus waspada dengan  ancaman diabetes dan gagal ginjal. tapi banyak kerabat yang kehilangan  kaki dari penyakt ini malah menemukan  hidupnya kembali. Ia memang kehilangan kaki, tapi ia menemukan hati. Ada banyak pasien cuci darah yang menemukan ilmu pasrah, ilmu yang  tidak mudah didapat karena ditebus dengan ginjal.

Ada begitu banyak kerusakan yang malah membangun hati.  Karena itu,  penyakit tubuh mestinya tidak boleh begitu menakutkan dibandingkan  penyakit hati.  Hati tidak usah sakit parah, cukup rabun saja, dampaknya sudah sangat besar.  Ia akan memutilasi kebahagiaan. Manajemen keluarga yang saederhana akan menjadi rumit. Soal keuangan saja, ada bermacam-macam istilah, ada uang perempuan uang laki-laki, uang terang uang gelap, dan uang siluman. APakah keluarga butuh semua itu? Tidak. Kebutuhan keluarga itu sederhana. Menjadi tidak sederhana ketika nilai-nilai keluarga tidak lagi menjadi prioritas dan orientasi utama.

Begitu pula dengan pendidikan. Induk persoalan pendidikan  sederhana, yaitu mengajar siswa.  Tapi ketika dia dijejali dengan bermacam-macam kepentingan, maka menjadi berjejal muatan, dan tujuan inti pendidikan itu nyelip entah dimana. Begitu juga dengan pembangunan, tugasnya simple, yakni memudahkan, melancarkan dan memartabatkan kehidupan masyarakat. Tapi  ketka didalamnya banyak benalu penyimpangan, maka banyak   pembangunan yang malah mengakibatkan kerusakan: gedung baru rusak, gedung lama dibiarkan tidak terpakai, terjadi kekeliruan perizinan, pelanggaran dibiarkan dan sebagainya.

Demikian pula dengan tata kelola negara. Mengelola rakyat adalah hal  sederhana, hanya butuh 2 kata:  ketegasan hukum. Tidak ada yang tidak takut hukum. Banyaknya pelanggaran bukan karena kita banyak melakukan pelanggaran, tapi karena banyak hukum yang menantang untuk dilanggar. Di dunia ini tidak ada urusan yang ruwet. Yang ada adalah persoalan yang dibiarkan ditumpuk, diabaikan, lalu beranak pinak, sehingga tidak bisa dicegah kecuali berujung pada kerusakan. Kerusakan itu hanya butuh sebab sedehana, yaitu rabun hati. Penyakit yang membuat indra peraba, perasa, dan pencium lenyap. Yang tertinggal cuma indra kepentingan diri sendiri.(Mas Prie GS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar