Rabu, 08 Juni 2011

The Untold Stories Soeharto

The Untold Stories Soeharto

By 
Font size: Decrease font Enlarge font
Sebaiknya tak perlu cepat berburuk sangka dengan kehadiran buku Pak Harto, The Untold Stories, yang berkisah tentang sisi terang Soeharto. Apalagi mengaitkan kelahiran buku itu dengan kebangkitan Soehartoisme dan rezim orde barunya. Karena  sejatinya, tak perlu ada yang dicemaskan dari Soeharto ini. Boleh saja simpatisannya mengungkap sisi hidup Soeharto yang layak diteladani.  Tetapi zaman telah berubah.

Kontroversi tentang Soeharto ini, memang akan lebih bijaksana jika tidak diperpanjang. Karena perdebatan tentangnya, hanya menghasilkan remah-remah, yang tidak produktif bagi gerak bangsa ini ke depan. Jujur kita akui saja, kontroversi ini lahir karena kita telah salah memperlakukan Soeharto. Dengan tidak membawa Soeharto ke pengadilan, membuat segala persoalan tentangnya menggantung. Korupsi yang dituduhkan kepadanya tidak bisa dibuktikan benar atau salah. Begitu juga anggapan dirinya sebagai penjahat hak-hak asasi manusia, karena selama masa pemerintahannya dia dituduh menghilangkan ribuan nyawa lawan-lawan politiknya, tak pernah bisa terbukti secara hukum.

Sayang memang, kesempatan untuk menjernihkan persoalan Soeharto ini dilewatkan begitu saja. Dan itu adalah salah satu kesalahan besar kita sebagai bangsa. Akibat dosa itu, kita selamanya tak pernah bisa mampu mengambil sikap tegas, termasuk ketika akan menyematkan gelar pahlawan kepada pemimpin yang pernah berkuasa di negeri ini selama 32 tahun.
Jadi yakinlah bahwa kelahiran buku Soeharto ini takkan mampu membuai publik. Karena setiap ingatan tentang kebaikan sosok penguasa di rezim masa lalu itu dihadirkan, ingatan publik pun pasti akan melayang pula pada  kasus-kasus korupsi yang pernah disangkakan padanya. Ingat pula bahwa masih ada Tap MPR 11/1998 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dari KKN yang mensyaratkan pengusutan mantan Presiden Soeharto dan kroninya, yang belum dicabut.  Di mata internasional pun , image sebagai kepala negara yang korup masih melekat pada nama Soeharto.

Jadi biarkan saja cerita baik dan buruk tentang Soeharto ini berdampingan, Tak perlu dipertentangkan. Karena publik telah sangat cerdas untuk membaca setiap gerak perubahan, yang menjadikan mereka tidak gampang terbuai, apalagi hanya oleh sebuah buku. Jadi anggap saja, buku itu sebagai pelengkap cerita tentang sejarah Soeharto.(Smart FM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar