Jumat, 02 Maret 2012

Dibalik Kata-kata (Rasa Kesal)

Dibalik Kata-kata (Rasa Kesal)

By 
Font size: Decrease font Enlarge font
Secret Of Word
Banyak orang yang kesal atau emosi karena pernyataan atau kata-kata yang diucapkan seseorang, bahkan kata-kata yang terdengar sepele sekalipun.
Orang bisa tersinggung atau kesal dengan kata-kata sepele, seperti “terus, apa lagi”, “iya kan?!”, atau “maksud lhoh?”.

Memang terkadang sulit membedakan apakah orang yang berbicara itu bercanda atau serius dengan kata-katanya. Semua itu tergantung pada pihak yang diajak bicara, bagaimana dia memaknai kata-kata yang diucapkan kepadanya. Bagi sebagian orang mungkin bisa bermakna santai, tapi bagi sebagian yang lain bisa bermakna mengesalkan. Hal itu disebabkan makna yang dberikan terhadap kata-kata berbeda-beda.

Hal-hal yang mempengaruhi makna kata-kata antara lain:
-Intonasi (dari yang mengucapkan)
-Kondisi yang diajak bicara (stress, banyak pikiran, kesehatan)

Kata-kata yang sering diucapkan bisa menunjukkan kepribadian seseorang. Misalnya orang yang sering mengucapkan kata “terus, apalagi?”. Orang ini biasanya adalah orang yang cenderung praktis, suka yang cepat.  Tapi dari sisi yang diajak bicara, kata “terus, apalagi?” bisa diartikan sebagai sebuah desakan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.

Sementara orang yang sering mengucapkan “iya kan?!” adalah orang yang ingin memiliki / mendapatkan kepercayaan dari teman bicara. Sedangkan dari sisi yang diajak bicara, kata “iya kan?!” bisa diartikan dia ingin dipastikan/ditegaskan kembali, terkadang bisa menimbulkan rasa tidak dipercaya.

Pada akhirnya, sebagai makhluk social, kita harus berusaha memahami orang yang sedang berbicara dengan kita. Pengaruh dan makna kata-kata, ada pada kita. Kita yang menyensor makna apa yang diberikan kepada kata-kata dari teman bicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar