Power Zone
By 01 August 2011

Power Zone terkait dengan seberapa besar kita mempunyai kewenangan atas diri kita sendiri. Seberapa besar kita mempunyai otoritas atas diri kita.
Power Zone dalam diri seseorang terdiri dari 2 unsur:
1. Alami. Berasal dari bawaan lahir dan pola asuh orangtua.
2. Tidak alami. Berasal dari factor eksternal.
Seperti televisi, kitalah yang memegang control melalui remote, kita bebas memilih. Kita yang memagang kendali atas televisi. Kita tidak boleh seperti televise. Kita harus memegang control atas diri kita. Kita tidak boleh diombang-ambingkan oleh pihak-pihak lain.
Namun perlu diingat Power Zone juga mengandung 2 sisi mata uang:
- Di satu sisi power zone akan membuat kita tidak mudah terombang-ambing, dan menjadi mandiri.
- Di sisi lain, power zone apalagi jika berlebihan, akan menimbulkan sikap egosi dan keras kepala.
Anak kecil yang sering diatur/diintervensi oleh orangtuanya, akan cenderung tidak memiliki power zone. Contoh: ada seorang anak ingin memakai baju berwarna biru, tapi oleh orangtunya ditolak, dan diminta untuk memakai baju warna putih saja. Di satu sisi anak ingin mematuhi orangtua, tapi di sisi lain, hal itu jika terjadi terus menerus akan terbawa hingga dewasa. Anak akan menjadi orang yang tidak bisa membuat keputusan atas dirinya, dan tidak punya control atas dirinya.
Power Zone dalam diri seseorang terdiri dari 2 unsur:
1. Alami. Berasal dari bawaan lahir dan pola asuh orangtua.
2. Tidak alami. Berasal dari factor eksternal.
Seperti televisi, kitalah yang memegang control melalui remote, kita bebas memilih. Kita yang memagang kendali atas televisi. Kita tidak boleh seperti televise. Kita harus memegang control atas diri kita. Kita tidak boleh diombang-ambingkan oleh pihak-pihak lain.
Namun perlu diingat Power Zone juga mengandung 2 sisi mata uang:
- Di satu sisi power zone akan membuat kita tidak mudah terombang-ambing, dan menjadi mandiri.
- Di sisi lain, power zone apalagi jika berlebihan, akan menimbulkan sikap egosi dan keras kepala.
Anak kecil yang sering diatur/diintervensi oleh orangtuanya, akan cenderung tidak memiliki power zone. Contoh: ada seorang anak ingin memakai baju berwarna biru, tapi oleh orangtunya ditolak, dan diminta untuk memakai baju warna putih saja. Di satu sisi anak ingin mematuhi orangtua, tapi di sisi lain, hal itu jika terjadi terus menerus akan terbawa hingga dewasa. Anak akan menjadi orang yang tidak bisa membuat keputusan atas dirinya, dan tidak punya control atas dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar