Pembatalan Ideologis
By 04 June 2012

Penyanyi Rihana batal ke Jakarta karena konon wajahnya memar akibat dipukuli pacar. Pesulap David Copperfield juga batal karena gundah dituduh memperkosa. Lady Gaga akhirnya juga batal konser di Jakarta karena ancaman massa. Ada 3 jenis pembatalan dengan 3 alasan. Tapi semua sama saja, yaitu penuh kemudahan. Mudah saja sebuah show raksasa batal. Dibatalkan atau membatalkan, keduanya sama-sama dengan cara yang mudah.
Saya menduga, kemudahan itu terjadi karena yang dihadapi adalah negeri bernama Indenesia. Jangankan mereka yang lebih tua dan senior, seorang ABG seperti Justin Bieber bahkan bisa menyebut negeri ini tidak menggunakan nama, melainkan dengan random country, negeri antah berantah. Cukup dengan galau, atau berkelahi dengan pacar, seluruh rangkaian besar bisa bubar, cuma karena ia diselenggarakan di Indonesia. Saya curiga, Indonesia menurut sebagian kalangan adalah negeri yang bisa dibuat mudah. Semoga dugaan ini salah. Tapi anggapan ini bisa tidak salah, karena ada banyak kemudahan yang kita selenggarakan sendiri. Membuat sebuah urusan bisa mudah. Kalaupun sulit itu untuk dimudahkan.
Tak peduli seberapa lengkap berkas Anda, jangan harap semua bisa jadi mudah. Kepada Anda akan disodorkan aneka kesulitan untuk bertemu dengan juru mudah. Juru mudah ada dimana-mana dan di seluruh cabang urusan. Merekalah pembuat kemudahan dengan lagak penebar kesulitan. Percayalah, di negeri ini tidak pernah benar-benar ada kesulitan kalau Anda mengikuti caranya. Karenanya, rencana show besar yang dirancang berbulan-bulan, bisa begitu saja dibatalkan. Show mudah diberi izin, tapi juga mudah dibatalkan. Inilah gaya negeri serba mudah.
Kebalikan dengan negeri serba sulit yang mempersulit apa saja. Mulai dari menyelenggarakan pertunjukan, memiliki senjata api, dan memiliki SIM. Akibatnya, begitu pertunjukan itu sudah diberi izin, maka ia terjaga secara hukum. Pemilik senjata bukan orang yang mudah menenteng senjata untuk merampok dan menodong. Pemilik SIM bukan orang yang menimbulkan keruwetan di jalan karena ia disiplin.
Ada jenis kesulitan, yang kalau dihasilkan dari keputusan ideologi akan menimbulkan kemudahan kelak. Sebaliknya, ada jenis kemudahan yang bersifat praktis, ia akan menimbulkan kesulitan kelak. Tindakan praktis itu misalnya, membiarkan pedagang kaki 5 digusur setelah dibiarkan sekian lama. Tindakan ideologisnya bisa berupa melarang pembangunan di bantaran sungai, walaupun ia tampak sebagai lahan terbuka. Menggusur atau mengizinkan, melarang atau membatalkan, jika sekedar hasil reaksi bukan visi, akan menimbulkan bermacam-macam keruwetan. (am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar