Membangun Organisasi Yang Disiplin Emosi
By 05 January 2012

Disiplin emosi adalah bisa bereaksi secara tepat. Disiplin emosi pada sebuah organisasi/perusahaan sangat berpengaruh pada kinerja organisasi/perusahaan tersebut. Disiplin emosi harus lebih dulu dimiliki oleh pemimpin/leader organisasi/perusahaan.
Disiplin emosi pada anggota organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi tersebut. Bayangkan sebuah organisasi yang emosi para anggota meledak-ledak, atau moody! Betapa sulitnya organisasi itu berjalan. Belum lagi hubungan antara anggotanya yang tidak harmonis.
Disiplin emosi adalah bisa bereaksi secara tepat terhadap faktor eksternal yang ada diluar diri, dan melakukan pilihan emosi yang positif.
Organisasi termasuk perusahaan, harus bertanggungjawab dalam mendisiplinkan emosi para anggotanya. Namun yang diperlukan lebih dulu adalah adanya disiplin emosi dari para leader/pemimpin. Makin tinggi posisi seseorang, maka pancaran emosinya juga akan semakin besar. Hal itu disebut dengan fibrasi emosi. Untuk itu seorang leader/pemimpin harus bisa melakukan disiplin emosi agar tidak mengganggu organisasi.
Bagaimana agar emosi bisa merata dalam sebuah organisasi? Semua yang ada dalam organisasi bertanggungjawab bagi terciptanya disiplin emosi pada anggotanya. Jika ada salah seorang anggota yang emosi nya dinilai tidak baik, maka semua harus mau memberi masukan dan membantunya untuk berubah.
Ada 5 tips yang bisa dilakukan untuk mendisiplinkan emosi:
1. Disiplinkan pola pemicu emosi/penyebab emosi.
2. Disiplinkan tubuh, termasuk termometer emosi.
3. Disiplinkan pikiran.
4. Disiplinkan spirit.
5. Disiplinkan pilihan. Kita yang menentukan pilihan dari tindakan kita.
Kuncinya adalah berlatih, membiasakan, dan melakukan secara konsisten. Ketika marah/emosi, otak perlu banyak oksigen. Sedangkan ketika kita menahan emosi, kita telah merusak pattern emosi. Dengan menahan emosi, maka respon juga akan tertahan, sehingga kita bisa lebih menyadari apa yang terjadi. (am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar