Minggu, 08 Januari 2012

Menciptakan Keluarga Yang Ber-EQ Tinggi

Menciptakan Keluarga Yang Ber-EQ Tinggi

By  
Font size: Decrease font Enlarge font
Smart Emotion
Keluarga yang ber-EQ tinggi adalah keluarga yang memiliki kecerdasan emosi yang baik. Pada keluarga ini, hubungan antara anggota keluarga sangat harmonis, komunikasi antar anggota keluarga juga berjalan dengan baik.
  
Ciri-ciri  keluarga yang ber-EQ tinggi:
1. Ada time out dan ada time in.  
2. Mau mendengarkan.
3. Tidak ada konflik.
Ciri-ciri keluarga yang ber-EQ rendah:
1. Anggota keluarga terutama orangtua banyak menggunakan “killer statemen”.
2. Tidak ada afeksi, tidak ada ungkapan kasih sayang.
3. Tidak betah berlama-lama bersama keluarga, tidak ada kebersamaan.
4. Komunikasi yang artifisial, begitu-begitu saja.
5. Emosional displacement, terjadi pengalihan emosi

Dalam keluarga yang ber-EQ rendah, maka anak akan cenderung menjadi over aktif, atau over permisif. Anak-anak cenderung untuk mencari perhatian dengan cara yang aneh. Anak-anak juga takut untuk mengungkapkan keinginan, isi hati dan emosinya. Ini karena sikap orangtua yang emosional dan sering menyalahkan anak-anak.  

Orangtua berperan penting dalam membentuk keluarga yang ber-EQ tinggi.
  • Orangtua harus bisa menempatkan emosinya secara tepat (tidak menggunakan emosional black mail).
  • Orangtua tidak boleh menerapkan kondisi di kantor untuk di rumah. Jika di kantor semuanya harus serba cepat, maka di rumah tidak bisa demikian, terutama untuk yang berkaitan dengan anak-anak. Di rumah ada proses,dan proses itu harus dinikmati. Orangtua harus terlibat dalam proses itu.
  • Jangan menggunakan 3 perasaan yaitu takut, rasa bersalah, dan rasa berkewajiban, kepada anak-anak. Jika orangtua menggunakan ketiga rasa itu agar anak-anak menurut, maka anak tidak menjadi dewasa, anak menurut karena terpaksa bukan karena kesadaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar