Penolakan
By 21/07/2011 15:56:00

Penolakan bisa menimbulkan demotivasi dan apatis. Padahal dibalik penolakan, ada pembelajaran yang bisa dipetik.
Penolakan bisa terjadi dimana-mana dalam aspek kehidupan, baik itu kehidupan pribadi, hubungan social, keluarga, pekerjaan, atau bisnis.
Penolakan bisa terjadi secara kasar dan halus, secara terang-terangan atau samar-samar. Tapi itu juga tergantung pada cara yang ditolak dalam mengartikannya.
Misalnya: “Maaf saya sedang sibuk”. Bagi seseorang, kalimat itu bisa dianggap sebagai penolakan. Tapi bagi orang lain, kalimat itu bisa dianggap sebagai bukan penolakan, melainkan menjelaskan kondisi yang harus dimaklumi.
Hal itu kembali kepada teori neurosemantik, bagaimana kita menerima sebuah kejadian. Ketika mengalami penolakan ada 2 kemungkinan yang terjadi:
1. Menganggap itu bukan sebagai penolakan tapi kenyataan
2. Menganggap itu penolakan, dan mencoba menganalisanya: pasti ada sesuatu.
Jangan kecewa dan putus asa jika sering mengalami penolakan. Semakin banyak ditolak, semakin tinggi jam terbang kita untuk tidak ditolak. Adalah sesuatu yang sia-sia jika kita meratapi sebuah penolakan. Hal itu hanya akan menimbulkan rasa frustasi. Sebaiknya, pelajari ada apa dibalik penolakan itu.
Misalnya: Proposal kita ditolak oleh atasan. Jangan tersinggung! Yang ditolak bukan diri kita melainkan proposal kita. Sayangnya sering terjadi, orang menjadi malu, tidak percaya diri, dan merasa tidak dihargai jika proposalnya ditolak.
Penolakan bisa terjadi dimana-mana dalam aspek kehidupan, baik itu kehidupan pribadi, hubungan social, keluarga, pekerjaan, atau bisnis.
Penolakan bisa terjadi secara kasar dan halus, secara terang-terangan atau samar-samar. Tapi itu juga tergantung pada cara yang ditolak dalam mengartikannya.
Misalnya: “Maaf saya sedang sibuk”. Bagi seseorang, kalimat itu bisa dianggap sebagai penolakan. Tapi bagi orang lain, kalimat itu bisa dianggap sebagai bukan penolakan, melainkan menjelaskan kondisi yang harus dimaklumi.
Hal itu kembali kepada teori neurosemantik, bagaimana kita menerima sebuah kejadian. Ketika mengalami penolakan ada 2 kemungkinan yang terjadi:
1. Menganggap itu bukan sebagai penolakan tapi kenyataan
2. Menganggap itu penolakan, dan mencoba menganalisanya: pasti ada sesuatu.
Jangan kecewa dan putus asa jika sering mengalami penolakan. Semakin banyak ditolak, semakin tinggi jam terbang kita untuk tidak ditolak. Adalah sesuatu yang sia-sia jika kita meratapi sebuah penolakan. Hal itu hanya akan menimbulkan rasa frustasi. Sebaiknya, pelajari ada apa dibalik penolakan itu.
Misalnya: Proposal kita ditolak oleh atasan. Jangan tersinggung! Yang ditolak bukan diri kita melainkan proposal kita. Sayangnya sering terjadi, orang menjadi malu, tidak percaya diri, dan merasa tidak dihargai jika proposalnya ditolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar