Ada dua sisi dalam “Memaafkan”:
1. Untuk diri sendiri
2. Untuk orang lain.
1. Untuk diri sendiri
2. Untuk orang lain.
Menurut Forgiveness Institute: “Dengan memaafkan diri sendiri dan orang lain, kesehatan emosi kita akan meningkat”.
Ada 5 alasan mengapa kita sebaiknya memaafkan orang lain:
1. Self-Help. Membantu diri sendiri. Mengapa kita harus selalu dihantui kesalahan orang lain, sementara dia sendiri sudah lupa dan sedang bersenang senang. Hal itu hanya membuat kita menyusahkan diri sendiri.
2. Self-Speed. Kita bisa hidup lebih tenang. Maaf yang tertunda, ibarat kita memanggul beban dalam mendaki puncak kesuksesan kita.
3. Self-Health. Untuk kesehatan diri kita sendiri. Kalau kita merasa kesal, maka ‘racun’ akibat kesal itu masih beredar didalam diri kita selama 5 jam, sehingga mengganggu kesehatan.
4. Self-Spiritual. Untuk kehidupan spiritual dan beragama yang lebih baik, lebih dekat kepada Tuhan. Orang yang berbuat salah/jahat kepada kita maka dia telah mengurangi dosa dosa kita.
5. Self–Happiness. Dengan melepaskan ‘belenggu’ amarah, kita akan menjadi lebih bahagia.
Terkadang kita juga perlu memaafkan diri sendiri. Cara yang bisa dilakukan :
1. Ingatlah bahwa kita manusia yang tidak sempurna, sehingga sangat sering beuat salah. Pahami baik buruk yang sudah kita lakukan. Apakah ada pilihan lain saat itu?
2. Mungkin kita tidak mengerti konsekuensinya pada saat itu. Maksudnya baik tapi akibatnya buruk. (contoh: ibu membelikan anaknya motor, tapi kemudian anaknya kecelakaan dan meninggal).
3. Transformasikan kesalahan masa lalu. Daripada menyesal berkepanjangan, lebih baik menebus kesalahan masa lalu dengan melakukan yang terbaik mulai sekarang. (contoh: seroang ayah stroke setelah dimarahi oleh anaknya, si anak bisa menebus kesalahan dengan memberikan perhatian penuh kepada ayahnya yang sakit).(Anthony Dio Martin)
1. Ingatlah bahwa kita manusia yang tidak sempurna, sehingga sangat sering beuat salah. Pahami baik buruk yang sudah kita lakukan. Apakah ada pilihan lain saat itu?
2. Mungkin kita tidak mengerti konsekuensinya pada saat itu. Maksudnya baik tapi akibatnya buruk. (contoh: ibu membelikan anaknya motor, tapi kemudian anaknya kecelakaan dan meninggal).
3. Transformasikan kesalahan masa lalu. Daripada menyesal berkepanjangan, lebih baik menebus kesalahan masa lalu dengan melakukan yang terbaik mulai sekarang. (contoh: seroang ayah stroke setelah dimarahi oleh anaknya, si anak bisa menebus kesalahan dengan memberikan perhatian penuh kepada ayahnya yang sakit).(Anthony Dio Martin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar