Senin, 30 Mei 2011

Sulitnya Membangun Kejujuran

Semestinya sekolah menjadi kawah candradimuka untuk mengajarkan kearifan hidup, termasuk prinsip-prinsip kejujuran. Di sanalah tempat belajar bagi para siswa untuk mengenal nilai-nilai moral dan keluhuran budi. Tetapi yang terjadi, justru di bangku sekolah mereka diajarkan berbuat lancung dan mempraktikan ketidakjujuran. Kecurangan ujian nasional yang merata di seluruh penjuru negeri ini, membuktikan bahwa sekolah telah gagal memosisikan dirinya sebagai institusi pendidikan untuk menghasilkan generasi-generasi terdidik.
Keberhasilan pendidikan hanya diukur berdasarkan angka. Tingkat kelulusan siswa menjadi tujuan akhir. Akibatnya pun bisa ditebak jika para siswa, orang tua, guru, dan juga pejabat-pejabat di daerah, berusaha keras untuk tidak gagal dalam ujian. Tetapi sayang, untuk mengejar target yang sesungguhnya bukanlah tujuan utama pendidikan itu, mereka menempuh cara-cara yang tidak pantas, termasuk berbuat curang dan tidak jujur.
Temuan Badan Standar Nasional Pendidikan di Gorontalo bahkan menunjukkan bahwa inisiator kecurangan itu justru kepala sekolah. Akibatnya, tidak saja buruk bagi siswa yang harus berpayah-payah mengulang ujian, tetapi insiden itu membuktikan bahwa guru semacam itu tidak lagi pantas diteladani. Inilah salah satu sinyal keruntuhan pendidikan kita. Maka jika menginginkan pendidikan kita tidak jatuh terperosok, sudah semestinya jika guru dengan mental lancung seperti itu dilepaskan dari mandatnya sebagai pendidik.
Anak-anak muda itu semestinya dididik untuk menghargai kejujuran. Menanamkan kesadaran bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata-mata diukur dari deretan angka dan kelulusan, tentu jauh lebih berharga bagi mereka, ketimbang memacu mereka untuk memeroleh nilai bagus. Apalagi jika nilai-nilai itu diperoleh dari kelancungan. Memang tidak mudah memulainya. Karena kejujuran ini bukanlah nilai-nilai instan yang mudah dicangkokkan. Tetapi dengan memberikan teladan, setidaknya kita mewariskan nilai-nilai berharga untuk generasi penerus negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar