Minggu, 08 Mei 2011

Memaafkan dan Dimaafkan

Selain diajarkan agama, memaafkan ternyata juga membuat mental menjadi sehat. Tentang memaafkan, Mahatma Gandhi mengatakan “memaafkan hanya dimiliki oleh orang yang kuat”. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa orang yang tidak mau memaafkan akan menderita luka batin, dan menjadi penyakit yang membahayakan.
Ada 2 aspek penting dalam proses memaafkan, yaitu memaafkan diri sendiri, dan memaafkan orang lain. Kita perlu memaafkan diri sendiri agar tidak bisa memperbaiki diri. Akan tetapi kita juga perlu dimaafkan oleh orang lain.
Dalam hal memaafkan orang lain, ada  prinsip yang harus diingat, yaitu memaafkan bukan berarti membiarkan. Banyak orang salah kaprah, memaafkan, lalu membiarkan orang itu kembali melakukan kesalahan yang sama kepada anda. Jika ini terjadi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu tunjukkan bahwa kita tidak suka dengan perbuatannya, caranya bisa dengan ekspresi, atau dengan kata-kata.
Sementara itu dalam hal memaafkan diri sendiri, terkadang kita sulit untuk memaafkan diri sendiri. Jika ini terjadi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:
  1. Melihat kembali kejadian, pada saat anda merasa melakukan kesalahan.
  2. Melakukan penguatan kepada diri sendiri, misalnya dengan berbicara kepada diri sendiri di depan cermin tentang kesalahan yang sudah dilakukan, dan meminta maaf kepada diri sendiri.
  3. Melakukan aktifitas pengganti yang bisa menebus kesalahan di masa lalu.
Masa lalu yang buruk memang tidak akan pernah hilang dari ingatan, karena otak kita tidak akan lupa dengan masa lalu, dan alam bawah sadar kita merekam masa lalu dengan baik. Untuk itu yang terpenting adalah ‘bukan melupakan masa lalu”, melainkan “bagaimana mengingat masa lalu itu dengan indah”. Dengan begitu kita akan belajar dari masa lalu, dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut.(Anthony Dio Martin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar