Tidak semestinya sebuah kematian dirayakan dengan penuh suka cita. Sekalipun kematian itu menimpa musuh yang paling kita benci, penghormatan dan penghargaan yang tinggi tetap pantas kita berikan . Sehingga perayaan atas kematian Osama Bin Laden, tokoh yang dianggap sebagai teroris paling berbahaya di dunia, sehingga paling dicari Pemerintah Amerika Serikat itu, sesungguhnya menciderai kehormatan kita sebagai manusia. Bagaimana cara bersikap terhadap pihak lawan yang telah dikalahkan, akan menunjukkan kualitas kemanusiaan kita yang sebenarnya. Dengan memuliakan, sesungguhnya kita sedang memelihara harga diri dan kehormatan.
Karena itulah, perayaan kematian Osama, sebenarnya menyakitkan. Bukan karena kita mendukung terorisme, bukan pula kita menjadi bagian dari terorisme, tetapi lebih pada sikap penghargaan terhadap rasa kemanusian. Sekalipun jahatnya Osama, sebagaimana stigma yang dijatuhkan Amerika Serikat, tidak serta merta itu menjadi sah bagi kita untuk melecehkannya. Apalagi teror Osama, sesungguhnya tidak sedasyat malapetaka yang ditimbulkan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Apalagi bila dilihat dari jumlah korban yang dianggap sebagai akibat dari tindakan Osama, pastilah tidak sebanding dengan korban agresi tentara Amerika Serikat dan sekutunya.
Dunia memang berharap, terorisme bisa padam sepeninggal Osama. Tetapi harus diingat pula, bahwa kematian orang nomor satu di jaringan Al Qaeda itu justru berpotensi besar meningkatkan ancaman terorisme. Seperti kata Osama, dia bisa saja terbunuh, tetapi misinya tidak akan musnah. Negeri ini, misalnya, telah membuktikan bahwa terorisme tidak berakhir setelah dua gembong besarnya, Dr Ashari dan Nurdin M Top terbunuh. Kematian mereka justru melahirkan generasi-generasi baru teroris dengan gerakan-gerakan yang makin berbahaya.
Kita harus paham bahwa terorisme muncul akibat ketidakadilan. Teroris ditumpas, bukan berarti keadilan telah ditegakan. Selama keadilan tidak ditegakkan maka akan selalu muncul teroris-teroris baru. Penegakkan keadilan inilah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Jadi kita tidak perlu merespon secara berlebihan kematian Osama. Yang kita perlukan adalah kewaspadaan dalam membendung aksi-aksi teror itu. Osama, ada atau tidak, tentu tidak menyurutkan komitmen kita memerangi terorisme.(Prie GS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar