Otak berfikir anak terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Kedua otak itu mempunyai kemampuan kerja yang berbeda.
- Otak kiri bekerja dengan sistim simbol, sedangkan otak kanan dengan sistim gambar.
- Otak kiri bekerja secara sequensial, sedangkan otak kanana bekerja secara random atau acak.
- Otak kiri bekerja dengan fungsi logika, sedangkan otak kanan dengan fungsi kreatif dan seni.
- Otak kiri belajar dari detil untuk mendapatkan gambaran besar, sedangkan otak kanan belajar dari gambaran besar untuk menuju detil.
Dalam urutan proses kerja juga terdapat perbedaan antara anak dengan kekuatan otak kiri, dengan anak dengan kekuatan otak kanan. Anak dengan otak kiri langsung meng-eksekusi, baru merekam dalam fikiran. Sedangkan anak dengan otak kanan merekam lebih dulu dalam fikiran, baru meng-eksekusi. Kemampuan berfikir anak ditentukan oleh otak mana yang dominan.
Sering muncul masalah pada anak dengan otak kanan. Sesuai fungsinya, anak dengan otak kanan sering mengalami permasalahan umum. Ada beberapa penilaian yang sering diberikan kepada anak dengan kekuatan otak kanan:
1. Sering dinilai agak lambat dalam berfikir. Padahal jika dia telah berhasil merekam, ia akan jauh lebih cepat mengeksekusi.
2. Dikategorikan sering melamun. Padahal ia sedang merekam informasi sebelum melakukan eksekusi. Jika diajak bicara ia memang tidak menatap lawan bicaranya. Padahal dengan melihat keatas atau kesekitarnya, ia sedang melakukan proses merekam, dan ia memperhatikan pembicaraan.
3. Dinilai terlambat bicara dibanding anak sesuainya. Ini terjadi karena anak dengan otak kanan bekeja dengan proses merekam, baru mengeksekusi.
4. Masuk kategori sulit meng-eja dan menghitung. Hal ini disebabkan pada umumnya sekolah mengajarkan dengan simbol dan logika langsung. Padahal anak dengan otak kanan bekerja dengan sistim gambar dan imajinasi faktual.
5. Dikategorikan sebagai anak yang sulit menghadapi tes yang dibatasi dengan waktu. Hal ini disebabkan anak otak kanan bekerja dengan sistim kreatif dan seni, yang tidak bisa dibatasi dengan waktu.
2. Dikategorikan sering melamun. Padahal ia sedang merekam informasi sebelum melakukan eksekusi. Jika diajak bicara ia memang tidak menatap lawan bicaranya. Padahal dengan melihat keatas atau kesekitarnya, ia sedang melakukan proses merekam, dan ia memperhatikan pembicaraan.
3. Dinilai terlambat bicara dibanding anak sesuainya. Ini terjadi karena anak dengan otak kanan bekeja dengan proses merekam, baru mengeksekusi.
4. Masuk kategori sulit meng-eja dan menghitung. Hal ini disebabkan pada umumnya sekolah mengajarkan dengan simbol dan logika langsung. Padahal anak dengan otak kanan bekerja dengan sistim gambar dan imajinasi faktual.
5. Dikategorikan sebagai anak yang sulit menghadapi tes yang dibatasi dengan waktu. Hal ini disebabkan anak otak kanan bekerja dengan sistim kreatif dan seni, yang tidak bisa dibatasi dengan waktu.
Anak dengan otak kanan sering dinilai bermasalah. Padahal Tuhan telah menciptakan mereka sesuai dengan tujuannya masing-masing. Anak dengan otak kiri bisa menjadi ahli ilmu management dan organisasi. Sedangkan anak dengan otak kanan bisa menjadi anak yang mempunyai kemampuan spesial dibidangnya. Mari kita mencetak anak-anak Indonesia yang berkualitas. Tuhan telah menciptakan benihnya, tinggal bagaimana kita menyemainya.(Ayah Edy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar