Rabu, 20 April 2011

Keunikan Anak Laki-Laki

Membesarkan anak pada zaman sekarang memang tidak mudah, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Namun kami kali ini kami akan memfokuskan pada anak laki-laki. Faktornya bukan hanya dari lingkungan dan  tantangan zaman, tapi juga mitos dan keprcayaan yang salah tentang anak laki-laki.
Banyak anak muda (laki-laki) mengalami  kebingungan tentang apa yang diharapkan dari diri mereka, dan apa artinya menjadi anak laki-laki. Apalagi mereka yang dibesarkan dalam budaya penuh kekerasan dan ketidakmenentuan. Mereka merasakan kurang kasih sayang, dana tidak tahu bagaimana menghadapinya. Banyak anak yang mengalami kekosongan hidup yang tidak dimengerti. Kalaupun mengerti, mereka enggan membahasnya dengan orang lain untuk mencari jalan keluar.
Bisa dikatakan saat ini terjadi krisisi maskulinitas, atau krisis kemaksimalan seorang pria. Apalagi media mempengaruhi keperkasaan berhubungan dengan pengalaman seksual. Untuk itu kita (orangtua) harus memperhatikan beberpa pengertian tentang anak laki-laki yang dipercaya sebagai kebenaran.
1. Bayi laki-laki lebih sedikit mendapat ungkapan tindakan kasih sayang dari ibu, dan juga lebih sedikit disentuh.
2. Anak laki-laki harus lebih sedikit bicara, atau jangan bawel.
3. Anak/bayi laki-laki bisa merangkak lebih dulu, dan bicara lebih lambat dari anak perempuan.
4. Anak laki-laki memiliki kecenderungan menangis lebih banyak, tapi anak perempuan biasanya mendapat respon lebih banyak saat ia menangis.
5. Orangtua lebih cepat merespon/prihatin ketika anak perempuannya jatuh, dibandingkan anak laki-laki, dengan alasan anak laki-laki tidak boleh cengeng.
6. Anak laki-laki harus siap dan  tangguh. Jika berbuat salah, anak laki-laki akan langsung ditegur, sementara jika anak perempuan akan dicari cara yang lebih halus.
7. Anak laki-laki lebih banyak menderita gagap bicara dan hambatan belajar bicara. Anak laki-laki 9 kali lebih banyak mnderita kesulitan itu daripada perempuan.
8. Angka bunuh diri lebih banyak terjadi pada laki-laki, atau 4 kali lebih banyak.
9.Usia laki-laki lebih pendek 9 tahun daripada perempuan.
10. 99% tahanan dengan vonis hukuman mati adalah laki-laki.
Setelah mendengar masalah-masalah pada anak laki-laki, mari kita perhatikan cara mendidik anak laki-laki dalam mengelola emosi. Biasanya kita lebih banyak bicara tentang emosi kepada anak perempuan. Padahal sebaliknya, anak laki-laki justru membutuhkan pendidikan tentang bagaimana mengelola emosi. Dengan keunikan yang ada pada anak laki-laki, membuat kita tertantang untuk membesarkannya dengan baik. Mengajarkan  tentang mengelola emosi adalah kebutuhan pentingnya. Dengan mampu mengelola emosi, mereka akan berhasil di dunia yang penuh tantangan ini.(Smart FM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar