4 langkah praktis:
1. Mengolah identitas diri dan gambar diri yang benar. Hal yan penting diajarkan kepada anak laki-laki adalah menanamkan identitas diri sebagai laki-laki secara seimbang. Bukan saja mereka harus memiliki tanggung jawab besar sebagai kepala keluarga, tapi juga mengembangkan kemampuan mengelola emosi dalam diri. Berikan rasa aman dengan cara membangun kerukunan dalam keluarga. Hal ini akan meningkatkan gambaran diri yang benar dan kebermaknaan diri dalam lingkungan. Seorang anak laki-laki yang memahami dan mengenali dirinya, sehingga mampu menjadi pengaruh lingkungan, akan menolong keberhasilannya.
2. Mengajarkan pengertian yang benar tentang emosi. Mengajarkan pengertian yang benar tentang emosi kepada anak laki-laki adalah hal yang penting. Emosi itu adalah sesuatu yagn baik dan wajar, yang diciptakan Tuhan untuk memperkaya kehidupan kita. Memiliki ekspresi emosi bukan hal yang memalukan bagi anak laki-laki. Ajarkan anak-anak untuk mengekspresikan emosinya, mengenali penyebabnya, dan membahasnya dengan orang-orang yang dipercaya, karena emosi yang dipendam tanpa tahu penyebabnya, akan menimbulkan rasa cemas, stres dan depresi. Emosi yang sehat akan mendorong anak dapat membangun hubungan dengan orang lain dan berkomunikasi lebih baik.
3. Mengenali respon emosi anak. Orangtua harus belajar mengamati dan mengenali respon emosi anak. Ingat, anak-anak kita unik dan berbeda. Respon emosi mereka berbeda-beda ketika menghadapi tekanan yang berbeda. Ada anak yang ketika emosi bisa membicarakannya dengan orang lain. Ada juga yang menutup diri. Dengan mengenali respon anak, maka kita dapat menjawab kebutuhan emosi mereka.
4. Mendengar dengan empati. Peran orangtua yang sangat besar untuk membesarkan anak laki-laki yang memliki emosi yang sehat, adalah dengan “mendengar dengan hati”. Anak butuh orangtua yang mendengar, tapi harus mendengar dengan empati. Anak-anak mengerti dan mengenali, apakah kita suka mendengar atau hanya sambil lalu. Seni berkomunikasi dengan anak tidak ditentukan dari seberapa hebat kita bicara dan mengajar, tapi seberapa empati kita mendengar dan menjawab kebutuhan mereka.(Smart FM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar