Selasa, 12 April 2011

Dominasi Pikiran

Meski tahu kalau cerita dan adegan dalam sinetron sering tidak masuk akal, tapi ketika terjebak didalamnya, saya betah menontonnya. Bahkan ketika jam tayang berakhir dan membaca tulisan ‘bersambung’, timbul rasa kecewa dan penasaran dalam hati, tentang bagaimana jalan cerita selanjutnya, bagaimana nasib si antagonis dan pratagonis. Perasaan tersebut bisa menimbulkan penderitaan fikiran.
Ketika emosi terlibat, maka kita merasa ada kedekatan, begitu juga dengan sinetron. Sehingga tidak jarang ada orang yang memaki atau menyumpahi tokoh antagonis. Sebuah perbuatan yang jauh dari keluhuran budi yang diharapkan Tuhan kepada kita.
Kisah yang lain. Suatu hari saya ikut rombongan pariwisata. Di daerah Garut, bus berhenti di kawasan pertokoan. Mata saya tertuju pada sebuah kios yang memajang jaket kulit. Saya ingin membelinya. Pedagang membuka harga jaket Rp 400.000. Saya menawarnya Rp 250.000. Tawar menawar terus terjadi, sampai si pedagang berhenti pada harga Rp 285.00, sedangkan saya pada harga Rp 260.000. Karena tidak ada kesepakatan, saya tidak jadi membelinya.
Teman saya heran, mengapa saya tidak jadi membeli jaket, padahal selisih harga cuma Rp 25.000. Dia mengatakan, bahwa saya akan menyesal, karena di Jakarta harga jaket seperti itu bisa mencapai Rp 350.000.
Saya berkata, “Gampang, saya hilangkan saja keinginan saya membeli jaket. Toh sejak datang ke tempat ini tanpa keinginan membeli jaket. Bus ini saja yang tiba-tiba berhenti di sini. Kalau tadi saya ingin membeli jaket, iya, tapi dengan budget harga Rp 260.000. Kalau keinginan itu tidak tercapai, maka saya tinggal menghilangkan keinginan itu. Itu artinya jaket itu tidak urgent bagi saya, karena dia tidak direncanakan sejak dari rumah. Kalau saya bisa mengontrol fikiran saya, maka saya bisa menghilangkan dominasi fikiran, dan bisa membedakan antara kebutuhan (need), dengan keinginan (want). Dengan begitu saya merasa bahagia”.
Kebanyakan hidup kita menderita oleh fikiran dan keinginan kita sendiri. Jadi, mari kita kontrol fikiran dan keinginan kita, agar kita tidak menderita (Smart FM.Prov)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar