Suatu hari saya mengeluh, “Kok begitu ya? sekarang kalau sama si A saya tidak nyambung komunikasinya, tidak ada chemistry. Dulu sih tidak, tapi sejak jadi pejabat, dia jadi dingin dan tidak bersahabat”.
Istri saya menjawab, “Mungkin ia terpengaruh cerita si B tentang kamu, si B kan tidak suka sama kamu”.
Istri saya menjawab, “Mungkin ia terpengaruh cerita si B tentang kamu, si B kan tidak suka sama kamu”.
Namun perbincangan berhenti, karena mendadak saya terprogram untuk introspeksi. Untuk mengetahui hasil komunikasi kita adalah dengan melihat respon orang yang kita ajak berkomunikasi. Jangan-jangan prilaku mereka terhadap kita adalah respon mereka terhadap prilaku kita. Jangan-jangan kita yang egonya tinggi sehingga berharap mereka berprilaku seperti yang saya inginkan. Kalau kita kaku atau jaim, maka mereka akan merespon hal yang sama. Buktinya mereka juga punya lingkungan yang bisa menerima mereka seperti itu bukan?
Saya tersadar untuk menghentikan peta internal dan me-nolkan persepsi. Tidak nilai apapun dulu untuk melihat fakta-fakta. Untuk menjawab hal itu, saya perlu merubah formula kimia sosial kepada mereka. Jangan berharap orang lain berprilaku seperti yang kita harapkan. Itu namanya memaksakan peta internal kepada orang lain. Kalau itu kita lakukan, kebanyakan kita akan kecewa.
Kuncinya adalah menerima. Kita tidak bisa meminta orang lain berprilaku seperti yang inginkan. Tapi kita bisa mempengaruhi prilaku mereka dengan merubah prilaku kita sendiri. Dalam arti memperbaiki dan menyesuaikan diri dengan mereka tanpa takut kehilangan jati diri. Untuk itu butuh tenaga dan keberanian untuk keluar dari comfort zone.(Prasetya M Brata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar