Sabtu, 30 April 2011

Apa Kata Survey /Statistik Soal Kecerdasan Emosional ?

Selama ini selalu dikatakan: “IQ berpengaruh 20 % terhadap sukses Anda, tetapi 80 % karena EQ Anda”.
Benarkah demikian? Survey/Statistik bisa mengandung 3 kebohongan, yaitu lies, damn lies, and statistic.Statistik bisa dipesan hasilnya, statistik bisa diubah-ubah tergantung interpretasinya, tapi kalau orang tidak mau tahu soal statistik, berati dia belum cukup passion dibidangnya.
Riset 500 organisasi dunia menyebutkan, karyawan dengan skor EQ tinggi berpeluang karir lebih cepat 3 kali, dan biasanya dipercaya menempati posisi kunci. Untuk itu, kalau mau cepat naik karir, tingkatkan EQ! Mengapa? Karena EQ mengandung L-Factor (Likeability Factor), sehingga bos tidak merasa terancam, faktor resiko lebih sedikit (bisa merangkul semua orang), future expectation (lebih bisa menghandle manusia).
Center for Creative Leadership dalam hasil risetnya menyebutkan, hancurnya karir para eksekutif puncak adalah bukan soal strategi bisnis, tapi kurangnya EQ. Contoh:
- Carly Fiorina, CEO Compaq. Media (CNBC) mengatakan bahwa dia terlalu sibuk memoles diri didepan wartawan, dan lupa dengan perusahaan. Dia juga dinilai egois karena gajinya tinggi tapi karyawannya dipangkas.
- Henry Frick, bapak baja Amerika. Dia sangat benci serikat buruh, sampai-sampai dia memutuskan bertindak dengan kekerasan. Akibatnya6 orang tewas. Dia sendiri ditikam dan ditembak tapi masih bisa diselamatkan.
Multinational Insurance Company dalam hasil risetnya menyebutkan, agen dengan EQ rendah menjual 54.000 US$, sedangkan agen dengan EQ tinggi menjual 114.000 US$, plus complain yang lebih rendah.  Mengapa demikian? Makin lama penjualan sifatnya makin personal dan emosional, orang semakin ingin diperlakukan secara spesial.
Bagaimana solusinya?
Buat diri sendiri untuk:
- Menyadari
- Melakukan tes
- Membaca
- Mengembangkan diri.
Buat organisasi untuk:
- Merekrut (memasukkan tes-tes yang terkait dengan komponen EQ)
- Melatih (training)
- Memperkenalkan (membacakan atau memperdengarkan)
- Membiasakan (meeting, sharing)
- Mengapresiasikan (bahwa unsur-unsur EQ juga menjadi penentu kesuksesan).(Anthony Dio Martin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar